MENDIKNAS : CORET SEKOLAH YANG CURANG

Senin, 07 Maret 2011


Sanksi tegas akan diberikan kepada siapa saja pihak sekolah yang melakukan kecurangan dalam proses administrasi seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) jalur undangan. Menteri Pendidikan Nasional Mohamad Nuh menegaskan hal tersebut, termasuk menjamin sanksi tegas untuk kecurangan-kecurangan yang akan terjadi pada ujian nasional (UN) tahun ini.

"Saya belum menerima laporan soal adanya kecurangan dalam SNMPTN undangan. Jika terbukti curang, maka akan diberi sanksi berupa pencoretan nama sekolahnya dari SNMPTN undangan," kata Nuh seusai menandatangani nota kesepahaman tentang penyelenggaraan pendidikan kebangsaan di Indonesia di Gedung Kementrian Dalam Negeri, Senin (7/3/2011).

Seperti diberitakan, Komisi IV DPRD Kota Solo mendapat laporan dugaan manipulasi nilai seorang siswa di sebuah SMA negeri di Kota Solo. Komisi IV akan menyelidiki hal yang diduga dilakukan agar siswa yang juga anak kepala sekolah bersangkutan dapat mengikuti jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) undangan.

Ketua Komisi IV Zaenal Arifin dan anggota Komisi IV, Reni Widyawati dan Abdul Ghofar Ismail, menerima laporan itu dari pihak berbeda dan waktu berbeda.

"Orang yang melapor kepada saya mengatakan, pengubahan dilakukan pada rapor. Anak yang kemampuan akademiknya pas-pasan ini tiba-tiba menjadi peringkat tiga paralel," kata Reni, Rabu (2/3/2011) lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Solo Rakhmat Sutomo mengatakan, pihaknya telah menugaskan pengawas sekolah meminta klarifikasi ke sekolah. Dari laporan yang diterima dinas, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kesiswaan, dan guru Bimbingan dan Konseling (BK) sekolah itu mengatakan, siswa itu tidak mendaftar program SNMPTN undangan, siswa itu tidak menduduki peringkat tiga dalam leger (daftar nilai asli) kelas X-XII, dan tidak ada tanda-tanda pengubahan nilai.

"Namun, kami akan menerjunkan tim untuk menginvestigasi," kata Rakhmat.

Rahasia umum

Menurut seorang siswa sekolah itu, kasus sudah menjadi rahasia umum. Siswa yang diduga nilainya didongkrak diketahui teman- temannya memiliki kemampuan pas-pasan.

"Secara tak sengaja kami mengetahui siswa itu berada di nomor tiga paralel. Padahal, nilai ulangan hariannya kerap di bawah 5, tetapi nilai rapornya paling rendah 7," katanya.

Siswa lain menuturkan, selama ini siswa tidak pernah diberi tahu peringkat nilai rapor. Namun, hasil ulangan kerap diumumkan sehingga antarsiswa saling tahu kemampuan masing-masing.

"Saat kami diminta menghitung nilai total sejak kelas XI dan mengumpulkan kepada guru BK, hanya siswa itu yang tidak mau diketahui nilainya. Namun, teman- teman secara tidak sengaja mengetahui nilainya di ruang guru BK," kata siswa itu.

Siswa yang nilainya diduga didongkrak itu mengaku berencana mendaftar ke jalur swadana sebuah PTN.

0 komentar:

Posting Komentar

Subardini Bariel, S.Si, M.M.. Diberdayakan oleh Blogger.